Thursday, February 11, 2010

Propil kesehatan Ibu

 


Propil kesehatan Ibu di Indonesia
Lebih dari separuh (104,6 juta orang) dari total penduduk Indonesia (208,2 juta orang) adalah perempuan. Namun, kualitas hidup perempuan jauh tertinggal dibandingkan laki-laki. Masih sedikit sekali perempuan yang mendapat akses dan peluang untuk berpartisipasi optimal dalam proses pembangunan. Tidak heran bila jumlah perempuan yang menikmati hasil pembangunan lebih terbatas dibandingkan laki-laki. Hal itu terlihat dari semakin turunnya nilai Gender-related Development Index (GDI) Indonesia dari 0,651 atau peringkat ke 88 (HDR 1998) menjadi 0,664 atau peringkat ke 90 (HDR 2000) (GOI & UNICEF, 2000). GDI mengukur angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasi murid sekolah, dan pendapatan kotor per kapita (Gross Domestic Product/GDP) riil per kapita antara laki-laki dan perempuan. Di bidang pendidikan, terdapat perbedaan akses dan peluang antara laki-laki dan perempuan terhadap kesempatan memperoleh pendidikan. Menurut Susenas 1999, jumlah perempuan yang berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf (14,1%) lebih besar daripada laki-laki pada usia yang sama (6,3%) (GOI & UNICEF, 2000).
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan atau dalam 42 hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan karena kecelakaan (WHO-SEARO, 1998). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran (GOI & UNICEF, 2000). Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan eklampsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melakukan ANC minimal 1 kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994, hanya 43,2% yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan. Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut SDKI 1997, masih sangat rendah, di mana sebesar 54% persalinan masih ditolong oleh dukun bayi (GOI & UNICEF, 2000).
Usia kehamilan pertama ikut berkontribusi kepada kematian ibu di Indonesia. Data SKIA 2000 menunjukkan umur median kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun. Sebanyak 46% perempuan mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di desa lebih tinggi (51%) daripada di kota (37%) (GOI & UNICEF, 2000).
SDKI 1997 melaporkan 57,4% Pasangan Usia Subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi dan sebanyak 9,21% PUS sebenarnya tidak ingin mempunyai anak atau menunda kehamilannya, tetapi tidak memakai kontrasepsi (unmet need). Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 menjadi sebab utama menurunnya daya beli PUS terhadap alat dan pelayanan kontrasepsi (GOI & UNICEF, 2000).
Upaya-upaya dalam meningkatkan kesehatan Ibu di Indonesia

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan ibu dan anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat. Kesehatan ibu dan anak (KIA) di Tanah Air selalu saja menjadi masalah pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif. Untuk itu, penggunaan instrumen hak azasi manusia dianggap perlu untuk menjamin ketersediaan dukungan itu. Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia sama sekali belum bisa dikatakan menggembirakan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100 ribu kelahiran. Tingginya angka kematian ibu dan bayi sebesar 307 per 100 ribu kelahiran hidup, menjadi salah satu indikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kendati berbagai upaya perbaikan serta penanganan telah dilakukan, namun disadari masih diperlukan berbagai dukungan.
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan eklampsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melakukan ANC minimal satu kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994, hanya 43,2% yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan.
Sampai saat ini, kematian ibu masih merupakan salah satu masalah prioritas di bidang kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Setiap satu jam dua orang ibu di Indonesia meninggal saat melahirkan karena berbagai penyebab. Jika seorang ibu meninggal, maka anak-anak yang ditinggalkannya mempunyai kemungkinan tiga hingga sepuluh kali lebih besar untuk meninggal dalam waktu 2 tahun bila dibandingkan dengan mereka yang masih mempunyai kedua orang tua. Hal ini tentu hanya salah satu akibat yang sangat memprihatinkan. Pengalaman secara global menunjukkan bahwa kematian ibu dapat dicegah dan berbagai penelitian dan strategi untuk mengurangi kematian ibu telah dihasilkan.
Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat (MPS) telah dimulai pada 2000 dengan bantuan negara donor sedangkan buku KIA telah diperkenalkan sejak tahun 1994 dengan bantuan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Tulisan ini mencoba untuk mengulas secara singkat kontribusi penting MPS dan buku KIA bagi tim kesehatan sendiri dan pemerintah, di samping bagi masyarakat yang merupakan tujuan utama upaya ini. Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat (Making Pregnancy Safer) adalah sebuah inisiatif yang dicanangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2000. Ini merupakan komitmen untuk mengurangi beban global akibat kematian, kesakitan, dan kecacatan yang tidak perlu terjadi, yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan selama nifas. MPS mengharapkan agar ibu hamil, melahirkan dan dalam masa setelah persalinan (post natal) mempunyai akses terhadap tenaga kesehatan yang terlatih, yaitu profesi kesehatan yang terakreditasi - seperti bidan, dokter, atau perawat – yang telah menempuh pendidikan dan dilatih untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dalam mengelola kehamilan normal (tanpa komplikasi), persalinan dan periode segera setelah melahirkan dan dalam pengidentifikasian, pengelolaan dan rujukan atas komplikasi yang diderita oleh ibu dan anak.
Pernyataan bersama antara WHO, ICM, dan FIGO (2004) menegaskan pentingnya peran tenaga kesehatan yang terlatih tersebut, yaitu bahwa tenaga kesehatan yang terlatih merupakan pusat keberlangsungan perawatan. Pada tingkat perawatan kesehatan primer, mereka akan bekerja dengan penyedia perawatan kesehatan yang lain, seperti dukun bayi dan pekerja sosial. Mereka juga harus mempunyai hubungan kerja yang kuat dengan pemberi perawatan kesehatan di tingkat sekunder dan tersier dalam sistem perawatan kesehatan. Strategi MPS meliputi tiga pesan kunci, yakni setiap persalinan harus ditolong tenaga medis, setiap komplikasi persalinan harus ditangani tenaga dekuat (dokter ahli) dan setiap wanita usia subur harus mempunyai akses pencegahan kehamilan dan penanganan komplikasi keguguran. Pada pelaksanaannya, strategi ini terbentur pada keterbatasan jumlah tenaga yang berkualitas dan berbagai kendala lainnya.
Apabila Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat saat ini lebih berfokus pada upaya ketersediaan tenaga kesehatan yang dapat dikatakan berkualitas, maka buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) lebih ke arah membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan ibu dan anak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam mengontrol kesehatan ibu, selain sebagai buku catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. Buku ini selalu disimpan dan dibawa oleh ibu kemanapun ia memeriksakan kesehatannya ataupun kesehatan anaknya.
Karena di Jepang, buku KIA sudah digunakan sejak tahun 1948 dan mampu menurunkan secara signifikan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu(AKI). Buku ini dapat diperoleh secara gratis melalui kantor pemerintah di kota atau desa tempat ibu hamil tinggal setelah menginformasikan kehamilannya melalui surat keterangan dari dokter. Selama pemeriksaan antenatal, ibu hamil diharapkan selalu membawa buku KIA tersebut. Perawat atau bidan akan mendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik ibu yang antara lain meliputi tekanan darah, berat badan, pemeriksaan air kemih (urine), tinggi fundus uteri, dan lingkar perut (abdomen). Setelah pemeriksaan lanjutan dan penjelasan dari dokter kebidanan, perawat atau bidan akan mendiskusikan beberapa topik penting yang berkaitan dengan kehamilan dengan ibu dan pasangannya. Informasi ini diberikan secara individual dan didukung dengan leaflet-leaflet yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Program kelas prenatal dan latihan-latihan selama hamil (maternity exercise) ditawarkan pada ibu hamil untuk diikuti.
Di Indonesia, meskipun buku KIA belum diterapkan di seluruh propinsi namun sambutan yang diterima sangat positif. Menurut Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Prof Dr dr Azrul Azwar MPH, sampai dengan Agustus, 2003, buku ini telah digunakan di 140 kabupaten/kota di 24 provinsi, meskipun belum pada semua fasilitas kesehatan. Sementara itu, lebih dari 50.000 kader kesehatan dan 10.000 bidan telah dilatih mengenai buku KIA. Tak kurang dari lima juta buku KIA dicetak dan dibagikan. Sampai saat ini pelatihan terhadap tenaga kesehatan tentang buku KIA yang diselenggarakan oleh JICA masih terus berlangsung.
Kemudian tidak ada intervensi tunggal yang mampu menyelesaikan masalah kematian ibu. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi hal ini baik melalui penggunaan Buku KIA maupun Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat, meskipun dalam pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala, perlu untuk didukung. Kesehatan ibu adalah hal yang vital bagi keberlangsungan hidup manusia dan hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memelihara dan Menyadari pentingnya peran ini, maka tenaga kesehatan di Indonesia perlu untuk segera mengaplikasikan langkah-langkah yang mendukung terwujudnya tenaga kesehatan yang berkualitas. Hal-hal dasar yang harus dilakukan adalah kemauan dan kemampuan untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien. Maraknya kasus dugaan malpraktek belakangan ini, khususnya di bidang perawatan ibu dan anak, menjadi peringatan dan sekaligus sebagai dorongan untuk lebih memperbaiki kualitas pelayanan. Melaksanakan tugas dengan berpegang pada janji profesi dan tekad untuk selalu meningkatkan kualitas diri perlu untuk selalu dipelihara. Kerja sama yang melibatkan segenap tim pelayanan kesehatan perlu dieratkan dengan kejelasan dalam wewenang dan fungsinya. Pemahaman terhadap keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia juga harus dikuasai agar dapat memberikan pelayanan yang lintas budaya.

Ditulis ulang Oleh SuPendi Ardiansyah STIKes ….

Referensi:
1. A joint statement by WHO, ICM, and FIGO. Making Pregnancy Safer: the critical role of the skilled attendant (05.11.04). Website URL http://www.who.int/reproductive-health/publications/2004/skilled_attendant.pdf
2. Buku KIA untuk Turunkan Kematian Ibu dan Bayi (05.11.04). Website URL http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/08/iptek/481686.htm
3. Dua Ibu Melahirkan Meninggal Setiap Jam di Indonesia (05.11.04) Website URL http://situs.kesrepro.info/kia/mei/2004/kia05.htm
4. GOI & UNICEF. Laporan Nasional Tindak Lanjut Konferensi Tingkat Tinggi Anak (Draft). Desember 2000.
5. WHO-SEARO. Regional Health Report 1998: Focus on Women. New Delhi: WHO-SEARO, 1998
6. Keselamatan Ibu: Keberhasilan dan Tantangan. Website URL http://www.path.org/files/Indonesian_16-special.pdf
7. Mother’s & Children’s Health & Welfare Association, 2003, Maternal and Child Health Statistics of Japan. Tokyo, Toshihide E
8. Turunkan AKI melalui pelayanan kebidanan (05.11.04).URL http://www.kompas.com/kom





1 comment:
Write komentar
  1. Hello, і feel that i noticeԁ уou visited my ωebsite thus i camе to go baсk thе favor?.I'm trying to іn finding things tο enhance my sіte!І аsѕumе
    its ok to make use of a few of your ideas!!


    Review my ωeb-site nutrisi ibu hamil

    ReplyDelete

Klik & Subscribe Ya..

Translate