Wednesday, March 24, 2010

Belajar

 

A. DEFINISI BELAJAR
secara singkat dan umum, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan keseluruhan tingkah laku, yaitu terjadinya perubahan aspek-aspek tingkah laku Cognitif, Conatif, Afektif dan Motoris secara integrated. dibawah ini akan diuraikan beberapa perumusan atau definisi tentang belajar :
1. Definisi belajar menurut Cronbach
Cronbach menyatakan bahwa “belajar ditunjukan oleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.
2. Definisi belajar menurut Sartain
Sartain menyatakan bahwa “…… as a change in behavior as a result of experience”
perubahan perubahan itu meliputi hal-hal respons terhadap stimulus, memperoleh skills, mengetahui fakta-fakta dan dalam pengembangan sikap terhadap sesuatu.
3. Definisi belajar menurut Laurine Stephen A
Laurine Stephen A menyatakan bahwa “belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”
menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu dan bukan hanya penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan, pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.
4. Definisi belajar menurut Crow & Crow
“belajar adalah memperoleh kebiasaan kebiasaan, pengetahuan dan sikap”.
menurut Crow & Crow hal tersebut diatas meliputi cara-cara yang baru untuk melakukan suatu usaha memperoleh penyesuaian diri terhadap situasi yang baru. belajar menunjuk adanya perubahan yang progresif daripada tingkah laku. belajar memungkinkan memuaskan minat minat individu atau mencapai tujuan. beliau juga menyatakan bahwa belajar dapat bersifat vertical maupun horizontal
5. Definisi belajar menurut Witherington
Witherington, merumuskan pengertian belajar, sebagai suatu perubahan dalam kepribadian, sebagaimana yang dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respons atau tingkah laku yang baru, yang ternyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, atau pemahaman.
6. Definisi belajar menurut Drs Oemar Hamalih
Drs Oemar Hamalih menyatakan bahwa, “belajar adalah suatu proses penambahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
 situasi belajar harus bertujuan, dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh individu maupun masyarakat. tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar .
 tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan individu sendiri.
 didalam mencapai tujuan itu, pelajar senantiasa menemui kesulitan, rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan .
 hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
 proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.
 kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar
 pelajar memberikan reaksi secara keseluruhan.
 pelajar mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya
 pelajar diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu.
 pelajar dibawa/diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.


Proses Belajar, Berfikir, Mengingat, Memecahkan Masalah, Dan Mengambil Keputusan

PH/AT RHS RTV GR

PB
Keterangan

S : stimulus
r : receptor atau pancaindra
STM : memori jangka pendek
LTM : memori jangka panjang
e : E fektor atau otot dan
persyarafan
R : reson atau jawaban
PS : proses sensori
PK : proses kongnitif
PM : proses motoris


PB : proses berfikir
PH/AT : perhatian atau attention
RHS : rehearsal
RTV : retrieval
PMR : proses memori atau proses
mengingat
GR : gerak hasil dari
pengambilan
keputusan dan kesiapan
bertindak/bersik


B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
a. kondisi fisik dan mental
b. ingatan dan berfikir
c. intelegensi/kecakapan
d. teknik/cara belajar/ metoda
e. sarana / prasarana
f. efesiensi waktu
g. bahasa dan budaya
h. motivasi dan minat , bobot dan kepribadian
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar
ada beberapa faktor yang mempunyai potensi yang berpengaruh terhadap proses belajar. dikatakan potensi sebab ada beberapa hal yang tidak dapat dirubah karena sudah merupakan hambatan individu, dan factor ini yang dapat dimanipulasi kondisi yang dapat mendukung keberhasilan proses belajar, yaitu:
a. pada pihak murid
 tingkat intelegensi
 motifasi belajar
 perasaan, sikap dan minat
 keadaan fisik dan pisikis
b. pada pihak guru
 sifat dan sikap guru
 gaya kepemimpinan dalam proses belajar
 pengelolaan proses belajar
c. sekolah sebagai system sekolah
 system sosial
 status sosial siswa
 interaksi guru dan siswa
d. faktor-faktor situasional
 keadaan politik-ekonomis
 keadaan waktu dan tempat
 keadaan musim-iklim
e. intelegensia qualent (IQ), adaptation qualent (AQ), dan emosional qualent (EQ)
f. belum biasa belajar efektif
g. sikap, bakat dan minat serta kepribadiannya
h. pemecahan masalah dan pengambilan keputusannya tidak cepat dan tepat
i. belum menguasai metode-metode berfikir
j. tidak mudah lupa
3. Hubungan Belajar, Berfikir Dan Ingatan
pada dasarnya proses berfikir itu hasilnya akan dapat diaplikasikan kedalam proses belajar sarat dengan ingatan atau memori sebagai tempat mengingat, menyimpan data baik dengan waktu yang relative pendek maupun menyimpan data ingatan untuk waktu panjang atau selamanya.
didalam proses belajar dan ingatan faktor lupa merupakan faktor berpengaruh penting dalam kehidupan berfikir menggunakan otak. berfikir yang mengundang hal-hal yang pasti atau exacta dipergunakan luar otak kanan. sedangkan berfikir yang mengandung muatan fiksi dan bahasa dengan makan otak kiri.
belajar efektif tentu harus disesuaikan dengan cara berfikir atau harus dapat memilih cara berfikir mana untuk dapat mencerna system cara belajar yang efektif dan efisien.
C. PERAN EMOSI DALAM BELAJAR
penelitian otak semakin menunjukan adanya hubungan antara keterlibatan emosi , memori jangka panjang, dan belajar. peneliti dan psikolog kongnitif, Dr. Daniel Goleman menjelaskan :
dari tarian perasaan dan pikiran , kekuatan emosi menuntun kepuasan kita saat demi saat, bekerja bahu membahu dengan pikiran rasional, mengaktifkan-atau menonaktifkan-pikiran itu sendiri. boleh dibilang, kita mempunayi dua otak, dua pikiran-dan dua jenis kecerdasan: rasional dan emosional. bagaimana kita berkiprah dalam hidup (dan belajar) ditentukan oleh keduannya-bukan hanya IQ, melainkan kecerdasan emosional juga berperan. tentu saja, intelek tidak dapat bekerja pada puncaknya tanpa kecerdasan emosional (goleman, 1995, h. 28)
Penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi , kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk “merekatkan” pelajaran dalam ingatan (Goleman, 1995, LeDoux, 1993, MacLean, 1990).
ketika otak menerima ancaman atau tekanan, kapasitas saraf untuk berfikir rasional mengecil. otak “dibajak secara emosional” (Goleman, 1995) menjadi mode bertempur-atau-kabur dan beroperasi pada tingkat bertahan hidup. ketersediaan hubungan dan kegiatan saraf benar-bener berkurang atau sangat kecil dalm situasi ini, dan otak tidak dapat mengakses Higher Order Thinking Skills (HOTS)-keterampilan berfikir orde tinggi. fenomena ini dikenal sebagai Downshifting, merupakan tanggapan psikologis, dan dapat menghentikan proses belajar saat itu dan setelah itu (MacLean, 1990).

kuncinya adalah membangun ikatan emosional tersebut, yaitu dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar.


D. PERAN MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motifasi Itu Merupakan motor prilaku seseorang atau individu. semakin kuat motivasi seseorang untuk belajar, maka semakin cepat dalam memperoleh tujuan dan kepuasan dalam belajar .
faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah :
1. Faktor fisik dan proses mental
2. Faktor hereditas, lingkungan dan kematangan atau usia
3. Faktor intrinsic seseorang
4. Fasilitas (sarana dan prasarana)
5. Situasi dan kondisi
6. Program dan aktifitas
7. Audio Visual Aid (media)
E. PERAN KECEMASAN DALAM BELAJAR
ketika kita sedang cemas karena ancaman atau tekanan maka otak tidak akan dapat berfungsi secara optimal karena energi untuk belajar sudah terpakai oleh rasa cemas. semakin besar rasa kecemasan maka semakin kecil otak untuk berfungsi secara optimal dan kecemasan juga berpengaruh terhadap emosional individu.
ketika belajar maka kecemasan harus diminimalisasi karena jika rasa cemas masih tinggi maka tujuan dan kepuasan dalam belajar tidak akan tercapai.
Diketik ulang oleh pendi Ardiansyah
Kepustakaan:
DePorter, Bobbi DKK . 2003 . Quantum Teaching . Bandung : Kaifa
Effendi, E Usman Drs dan Drs Juhaya S, Praja. 1984. Pengantar Psikologi.
Bandung : Angkasa
Purwanto, Heri. 1999 . Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Widayatun, Tri Rusmi . 1999 . Ilmu Prilaku (Buku Pegangan Mahasiswa AKPER). Jakarta :Sagung Seto





No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate