Friday, April 16, 2010

Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis

 

A. Definisi
Gastritis adalah kondisi dimana produksi asam lambung berlebihan sehingga menimbulkan peradangan pada lapisan lambung. Umumnya gastritis timbul karena ada faktor pencetus, seperti makanan bahkan obat-obatan. Minimnya informasi mengenai obat termasuk efek sampingnya ikut berperan menambah jumlah penderita gastritis.

B. Etiologi

Ada 9 jenis gastritis yaitu :
  1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara.
  2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
  3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari:
  • bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya.
  • penyakit Crohn
  • infeksivirus dan bakteri.
        Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan   
        perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). 
4. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan.
7. Penyakit Méniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
8. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.
9. Gastritis akibat terapi penyinaran menyebabkan nyeri, mual dan heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar di belakang tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak di lambung.
Tukak bisa menembus dinding lambung, sehingga isi lambung tumpah ke dalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut tampak kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat.
Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri bisa masuk kedalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba.
C. Patofisiologi

F imunologi F. Bakteriologik Faktor lain

Infiltrasi sel - sel radang

Atropi progresif sel epitel kelenjar mukosa

Kehilangan sel parietal dan chief sel

Produksi asam klorida, pepsi dan faktor intrinsik meningkat

Dinding lambung menipis

Mukosa rata
Kerusakan mukosa asam lambung


Nyeri ulu hati Mual, muntah, anoreksia.


Perub. Kenyamanan Resiko nutrisi kurang
Nyeri dari kebutuhan tubuh
D. Manisfestasi klinis
• Cegukan
• rasa terbakar di tenggorokan
• Mual
• Muntah
• tidak nafsu makan
• penurunan berat badan
• tidak enak di perut bagian atas
• muntah darah atau cairan berwarna coklat
• ataupun terdapat darah saat buang air besar.
• nyeri di ulu hati
• Rasa asam di mulut
E. Komplikasi
• Kolik
• Tukak lambung
• Obstruksi pylorus
• Peritonitis
F. Pemeriksaan Penunjang
• Endoskopi
• Biopsi mukosa lambung
• Analisa cairan lambung
• Pemeriksaan barium
• Radiologi abdomen
• Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah
• Feces bila melena

G. Fokus Pengkajian
A.PENGKAJIAN
1. Riwayat atau adanya faktor resiko
Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis. Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung. Perokok berat Pemajanan pada stres emosi kronis
2. Pengkajian fisik
Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 – 3 setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa terbakar, sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi. Penurunan berat badan, Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat
3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit
4. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif
5. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkan stres dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya hidup
H. Masalah Keperawatan Yang Muncul
• Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik
• Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program pengobatan
• Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan , anoreksia, mual, muntah
I. Intervensi
DK : Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik
Kriteria klien akan :
1. Melaporkan gejala ketidaknyamanan dengan segera
2. Mengungkapkan peningkatan rasa nyaman dalam respon terhadap rencana pengobatan
Intervensi
1. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorit dan awitan nyeri
2. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat, bloker H2 sesuai pesanan
3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan rileks
4. Bantu klien untuk mengidentifikasi subtansi pengiritasi misalnya makanan gorengan, pedas, kopi
5. Ajarkan tehnik diversional untuk reduksi stres dan penghilang nyeri
6. Nasehati klien untuk menghindari merokok dan penggunaan alkohol
7. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang mengandung kafein, bila ada indikasi
8. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisal kecuali bila dianjurkan dokter
9. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan bahkan saat tidak nyeri sekalipun
DK : Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program pengobatan
Kriteria : Berkaitan dengan perencanaan pemulangan, rujuk pada rencana pemulangan
Intervensi
1. Jelaskan patofisiologi penyakit gastritis menggunakan terminologi dan media yang tepat untuk tingkat pengetahuan klien dan keluarga
2. Jelaskan perilaku yang dapat diubah atau dihilangkan untuk mengurangi resiko kekambuhan:
a. penggunaan tembakau,
b. masukan alkohol berlebihan,
c. makanan dan minuman yang mengandung kafein,
d. jumlah besar produk yang mengandung susu.
3. Jika klien dipulangkan dengan terapi antasid, ajarkan hal-hal berikut:
a. kunyah tablet dengan baik dan minum segelas air, untuk meningkatkan absorbsi
b. minum antasid 1 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung
c. berbaring selama 1/2 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung
d. Hindari antasid tinggi natrium ( misal: gelusil, amphojel, mylanta ), masukan natrium berlebuhan memperberat rettensi cairan dan meningkatkan takanan darah
4. Diskusikan tentang pengobatan lanjut bahkan saat tidak ada gejala
5. Instruksikan klien dan keluarga untuk memperhatikan dan melaporkan gejala ini :
• Feces merah / hitam
• Muntahan berdarah / hitam
• Nyeri epigastrik menetap
• Nyeri abdomen berat dan tiba-tiba
• Konstipasi
• Mual dan muntah menetap
• Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Rujuk ke sumber komunitas, bila ada indikasi( misal : program penghentian merokok, minum alkohol, penatalaksanaan stres)
DK : Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan , anoreksia, mual, muntah
Kriteria: mempertahankan masukan makanan yang adekuat
Intervensi
1. Kaji status nutrisi pasien: diit, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus rasa nyeri
2. Kaji riwayat pengobatan pasien: aspirin, steroid, vasopresin
3. Pantau tanda-tanda vital / 4 jam
4. Pantau masukan dan haluaran
5. Pertahankan lingkungan tampa stres
6. Berikan diit dalam jumlah kecil dan sering
7. Pantau keefektifan / efek samping obat

Daftar Pustaka
• Darmojo R.B, Martono H, (2000), Buku Ajar Geriatri, Edisi 2, Balai penerbit FKUI, Jakarta
• Price SA, Lorraine M, (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Edisi IV, EGC, Jakarta
• Mansjoer a,dkk,(1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media Euskulapius FKUI, Jakarta
• Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta
• FKUI, (2000), Kumpulan Makalah Pelatihan Askep Keluarga, Jakarta
• Capernito L.J, (2000), Rencana Askep dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta
• Engram B, (2000), Rencana askep medikal bedah, Edisi !, EGC, Jakarta
• Tuker SM et al, (1992),Standard Perawatan Pasien, Vol 2, Edisi V, EGC, Jakarta
• Suparman dkk, (1990), Ilmu Penyakit Dalam , Jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
• www.nutracare.com
• www.medicastore.com
• www. Fortune Star Indonesia - Health - Info Penyakit - Gastritis.htm com
• www.medicosequador.com


No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate