Wednesday, February 25, 2015

Kontroversi pengguna Dot

 

1.       Penyapihan Dini
             Ada berbagai pendapat mengenai hubungan antara dot dan inisiasi serta durasi menyusui. Satu hipotesis menunjukan bahwa pengenalan dot secara awal dapat menyebabkan teknik menghisap yang salah pada bayi. Bayi mungkin menjadi terbiasa dengan outing buatan dan menolak payadara alami. Akibatnya, bayi kurang menyusu pada payudara ibunya, dan akhirnya akan menyebabkan penyapihan secara dini.

       Dari beberapa penelitian, penggunaan dot telah terbukti mengakibatkan penyapihan dini pada bayi. Bayi menemukan kesenangan dengan mengisap dot, sehingga tidak berselera lagi untuk menetek. Akibatnya rangsangan hisapan bayi ke putting sus berkurang sehingga produksi ASI akan menurun. Pendapat yang berbeda dari schubger dan Tonz (1997), yang meneliti efek penggunaan dot pada 602 bayi sehat, menyebutkan bahwa pengguna dot sampai hari pertama kehidupan bayi, tidak memiliki korelasi dengan menurunya.
       Apabila dibandingkan antara bayi yang menggunakan dot ( baik terus menerus maupun kadang-kadang) dengan bayi yang hanya menetek saja, ternyata bayi yang hanya menetek saja mempunyai proporsi menetek yang lebih lama ( sumber: Victoria, 1997)
Frekuensi singkatnya durasi menetek. Howard dkk (1999), menambahkan bahwa menurunnya durasi menetek, lebih berhubungan dengan menurunya pemberian ASI daripada pengguna dot. Kremer dkk. (2001), menyimpulkan bahwa pengguna dot dan hubungannya dengan penyapihan dini ternyata lebih berkaitan dengan adat kebiasaan, motivasi dan factor psikologis. Menurut Kornborg & vaeth (2009) penggunaan dot tidak berhubungan langsung dengan penyapihan dini, karena durasi pemberian ASI lebih sering berkaitan dengan cara dan tehnik dalam proses menyusui.
2.       Infeksi
           Penggunaan dot seing dihubngan dengan meningginya kejadian infeksi pada bayi karena tranmisi mikroorganisme pathogen, antara lain timbulnya otitis media, thrush, diare, dan infeksi saluran nafas. Otitis media akut (OMA) adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada masa kana-kanak, bebrapa faktir resiko untuk OMA telah terindentifikasi. Resiko terkena OMA berbanding terbalik dengan frekuensi megnyusui dan memiliki korelasi positif dengan infeksi saluran pernafasan atas, jumlah saudara kandung, dan orang tua perokok. Beberapa penelitian melaporakan terjadinya peningkatan insidensi OMA dihubungan dengan pengguna dot. Hal ini mungkin berhubungan dengan ketidakseimbangan tekanan antara rongga telinga tengah dan nasofaring,yang akan merusak fungsi tuba Eustachius. Aktivitas menyedot yang terjadi ketika bayi mengepeng dapat menarik cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinga. Hal ini menyebabkan telinga bayi bias mudah terinfeksi bakteri. Teori lainnya adalah bayi bias sakit akibat terpaparnya kuman yang mungkin ada dotnya.
3.       Maloklusi dan Karies Gigi
         Dari penelitian fosil prasejarah, manusia jaman dahulu sangat jarang mengalami maloklusi, maloklusi lebih sering didiapatkan pada era modrn. Maloklusi disebabkan oleh dua hal, peyebab pertama adalah factor genentik, dan penyebab maloklusi lainnya adalah factor lingkungan. Interaksi antara dua factor penyebab ini dalam proses tumbuh kembang seorang anak untuk menjadi maloklusi, sangat individual. Secara umum dkatakan bahwa penyebab utama dari maloklusi adalah keturunan, kebiasaan bernafas lewat mulut, adenoiditis, serta pemakaian dot/non nutritive sucking (NNS) yang berkepanjangan.
Penguuna dot yang berkepanjangan mempunyai korelasi yang kuat denga n timbulnya maslah gigi, seperti karies gigi dan maloklusi.  Dari beberpa penelitian terbukati ada korelasi antara pengguna dot yang berkepanjangan ( 2 tahun  atau lebih) dengan timbulnya karies. Keadaan  ini diperberat bila penggunaan dot dilakukan sambil tidur (night feeding). Penelitian terhadap 150 Anak usia 18-36 bulan oleh Pereesini (2003), menyimpulkan bahawa terdapt korelasi yang signifikan antara kebiasaan minum dot botol sambil tidur dengan timbulnya karies serta kerusakan gigi.
          Apabila hanya sesekali bayi mengepeng dan hanya sampai bayi berumur 1 tahun, maka tidak aka ada masalah dengan perkembangan giginya. Tapi jika bayi adalah pengempeng aktif dan meskipun umurnya sduah lebih 1 tahun ia masih tidak bias lepas dari dot, sebaiknya harus dilakukan usaha untuk segera menyapih si kecil dari dotnya. Karean hal tersebuk  dapt membuat gigi-geliginya tumbuh tidak sebagaimana mestinya, meskipun itu masih gigi susu, tetepi perkembangan akan menentukan pertumbuhan dan letak susunan gigi permanen dikemudian hari. Makin lama penggunaan dot, akan makin tinggi resiko kerusakna gigi. Demikian juga cairan manis dalam botol dot, ataupun pemanis yang dioleskan padat dot/empeng, juga berperan untuk timbulnya kerusakan gigi.
         The American Dental association (2005), mengeluarkan rekomendasi untuk tidak memberikan dot yang diberi pemanis, hal ini dimaksudkan untuk menghidanri terjadinya karies.
4.       Efek menenangkan
          Non – Nutritive sucking (NNS)/Ngepeng, atau menghisap tanpa minum (susu atau cairan lainnya), adalah mekasnisme untuk menenteramkan/menenangkan yang merupakan fenomena alami pada bayi. Menghisap ibu jari atau lainnya, bahkan sudah dapt dilihat pada janin sejak usia 12 minggu, beberapa bayi baru lahir kadang terdapat jejas di ibu jari atau jarinya, karena diempeng dalam waktu masih dalam kandungan.
          Janin yang biasa mengepeng ibu jari atau jari laiinya didalam kandungan, ternyata setelah lahir juga mempunyai kebisaan yang sama. Terbukti selain mengempeng ibu jari/jari lainnya. Setelah lahir mempunyai kebiasaan untuk mengempeng dot. Penggunaan dot  sebagai NNS lebih dianjurkan daripada ibu jari, jari atau benda lain, selain mudah disterilkan, secra umum ralatif mudah disapih.
Tidak seperti halnya bayi sehat, beberapa peneitian menyebutkan bahwa NNS mempunyai peranan positif pada bayi kecil yang dirawat di NICU, selain menenangkan dan memberi rasa nyaaman, NNN juga akan memperkuat otot-otot mulut, sehingga memudahkan untuk proses pemberian minum oral setelah sebelumnya menggunakan selang. Selain itu, terbukti bahwa penggunaan dot juga akan memperpendek masa rawat.
5.       Sindrom Kematian Bayi Mendadak ( sudden Infant death syndrome/SIDS)
         SIDS adalah kematian bayi sampai umur 1 tahun, yang terjadi mendadak yang tidak diketahui, meskipun sudah dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratoris lengkap serta otopsi. Meskipun sebab yang pasti belum diketahui, tetapi diduga factor berperan dalam terjadinya SIDS karena belum sempurnya peran control autonomic system kardiorespirasi, serta gagalnya respon bangun pada waktu bayi tidur.
Factor – factor yang dikaitkan dengan terjadinya SIDS adalah bayi tidur dalam posisi tidur tengkurap, permukaan alas tidur yang sangat lembut, ibu peroko, lingkungan yang panas, ibu tidak pernah atau jarang melakukan perawatan antenatal, ibu hamil pada usia muda, bayi kurang bulan atau berat lahir rendah, dan bayi laki-laki. Lebih serng terjadi pada bayi usia1-3 bulan. Sejak tahun 1994, tahun dimulainy kampanye Back to Sleep, yaitu menempatan bayi untuk selalu tidur terlentang, angka kejadian SIDS di Amerika Serikat menurun dari 1.37.1000 kelahirn hidup tahun 1987 menjadi 0,57/1000 kelahiran hidup tahun 2002. Demikian juga inggris (turun sampai 75 %) dan belanda (turun sampai 81 %).(
         Tahun 1979, cozzi telah meneliti hubungan antara dot dan SIDS, kemudian Mitchell dkk (1993), yang melaporkan bahwa pengguna dot dapat menurunkan kemungkina terjadinya SIDS. Dari hasil meta analisis, hauck dkk. (2005) menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara penggunaan dot dan menurunya resiko terjadinya SIDS. Namun belum ada kejelasan tentang mekanisme peranan dot dalam mencegah terjadinya SIDS.
Daftar Pustaka :
1.       Pacifer.diunduh dari: http//en.wikipedia.org/wiki/pacifier diakes tanggal 28 April 2010
2.       Cornelius An, D’Aura JP, Wise LM, Pacifer use: a review of seleteced parenting web sites. J pediatr health care. 2008;3;159-65.
3.       Jenik AG, Vain N, The oacifer debate, Earl hum dev. 2009;85;S89-91.
4.       O’connor NR, Tanabe KO, Siadaty MS, Hauck FR, Pacifiers and Breastfeeding. Arch Pediatr Adolesc Med. 2009 ;163:378-82.
5.       WABA. Word Breastfeeding Week 2010. 1-7 Agustus 2010
6.       Jenik AG, Vain NE, gorestein AN, Jacobi NE, Does the recommendation to use a pacifier influence the prevalence of Breastfeeding. The journal of Pediatrics. 2018:350-4.

No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate