Sunday, November 7, 2010

Komunikasi

 

A. Prinsip Komuikasi:
Menurut Watzlawick prinsip dasar komunikasi ada 4 diantaranya :
1. Seseorang tidak dapat tidak ber komunikasi
2. Setiap komunikasi mempunyai sebuah isi dan aspek hubungan dimana yang berikutnya mengklasipikasi yang sebelumnya dan karenanya adalah sebuah mata komunikasi.
3. sebuah seri komunikasi dapat dilihat sebagai sebuah seri pembicaraan yang tidak terputus.
4. Semua hubungan komunikasi adalah simetris atau komplemeter tergantung pada apakah mereka didasarkan pada kesetaraan atau ketidak setaraan,
1. Seeorang tidak bias tidak berkomunikasi. Semua prilaku mempunyai sebuah pesan, sama seperti pembawa-pembawa pesan yang lebih jelas lainya, missalnya kata-kata atau sikap tubuh, tidak berkata atau bertindak apapun itu sendiri sudah merupakan sebuah pesan. Tidak tersenyum adalah sebuah pesan yang sama kuatnya seperti senyuman. Sekali sebuah pesan dikirim, ia tidak dapat ditarik kembali, jika seorang hakim mengatakan kepada juri untuk tidak mepersoalkan bukti yang telah diberikan, ia tidak dapat mengubah fakta bahwa para anggota juri telah mendengarnya. Semua komunikasi tidak dapat dibalikan kembali seperti yang telah dipelajari oleh banyak tokoh masyarakat melalui pengalaman mereka yang harus mereka bayr mahal.
2. setiap komunikasi mempunyai sebuah isi dan aspek hubungan dimana yang berikutnya mengklasifikasi yang sebelumnya dan karenanya adalah sebuah meta komunikasi. Setiap komunikasi berikutnya mempunyai aspek-aspek yang menunjukan bagaimana pesan pertama telah diterima. Bagaimana para komunikator berhubungan satu sama lain ada kalanya dikendalikan secara tanpa

3. sadar. Mari kita perhatikan percakapan berikut :
pasien : saya tidak mau minum pil ini.
Perawat : anda harus meminumnya. Ini perintah dokter.
Kalimat terakhir adalah suatu komunikasi tentang komunikasi (sebuah meta komunikasi ) dan mennandakan dengan jelas bagaimana perawat melihat hubungan nya dengan si pasien yaitu hubungan mangendalikan.
4. Sebuah seri komunikasi dapat dilihat sebagai sebuah seri pembicaraan yang tidak
Terputus.
Tidak jelas dimana awal dan dimanan akhir dari sebuah seri pembicaraan : Setiap komunikasi diatara dua orang mempunyai masa lampau dari masing-masing pihak. Pengalaman masa lampau yang menyakitkan dapat membentuk sebuah pola dimana dimana ia tidak mau mempedulikan sipenyerang, selanjutnya sipenyerangpun akan bersikap sama sehingga situasi tersebut menjadi reaksi rantai komunikasi yang tidak sehat. Akan sulit untuk menghadapi pola ini jika pasien mempunya kebiasaan bersikap penyerang.
4. Semua hubungan komunikasi adalah semetris atau komplementer tergantung pada
Pada kesetaraan atau ketidaksetaraan. Pada dua orang yang setara, misalnya dua
Sahabat baik, kemungkinan besar interaksinya menjadi simetris. Dengan adanya perbedaan status atau kekuasaan diantara dua orang, seperti guru dengan murid atau dokter dengan perawat, hubungan komplementer ( yang satu “superior” dari yang lain) akan mermpengaruhi komunikasi diantara mereka. Pada umunya, bagai mana sebuah komunikasi diiterpersentasikan akan tergantung dari hubungan atara pengirim dan penerimaan pesan.

B. KOMUNIKASI KESEHATAN
Proses komunikasi antar manusia (human communication) dalam konteks Kesehatan masyarakat , baik dalam kehiudupan sehari-hari pada tingkay “akar rumput” (grass root0, maupun dalam proses pelayanan kesehatan yang berlangsung didalam institusi kesehatan seperti Rumah sakit , puskesmas, posyandu, atau dinas kesehatan pusat, provinsi, kabupaten. Salah satu manfaat dari mempelajari komunikasi kesehatan di berbagai tingkat pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh pengertian yang lebih baik tentang hubungan antra individu atau dalam kelompok organisasi pelayanan kesehatan, hubungan atara provider – consumer kesehatan atau hubungan atar professional itu sendiri. Berdasarkan pengalaman di lapangan, upaya komunikasi kesehatan dapat memberikan kontribusi yang cukup bermakna bagi peningkatan status kesehatan masyarakat apabila dilakukan secara komprihensif dengan melibatkan instansi terkait. Tujuan dari komunikasi kesehatan ini adalah untuk perubahan prilaku kesehatan pada sasaran kea rah yang lebih kondusip sehingga di mungkinkan terjadinya peningkatan status kesehatan sebagai dampak (impact) dari program komunikasi kesehatan.

1. Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan
Komunikasi yang secara umum diartikan sebagai suatu proses yang kompleks dengan beberapa karakterristik. Proses komunikasi biasanya melibatkan dua pihak, baik atara individu dengan individu, induvidu dengan kelompok atau atar kelompok dengan kelompok yang berinteraksi dengan aturan-aturan yang dibatasi. Menurut George A miler (1951), komunikasi berarti bahwa suatu proses informasi yang di sampaikan dari tempat tertentu ketempat yang lain. Definisi lain dikemukakan oleh Clevenger (1959) yang menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatau triminologi yang merujuk pada suatu proses pertukaran informasi yang dinamis. Definisi lainya Cherry (1966) yang mengatakan bahwa komunikasi berarti berbagi elemen-elemen prilaku dengan kesepakatan yang di tetapkan bersama.
6
2. Komunikasi Antar-Manusia (human communication)
Dalam sejarah perkembangan komunikasi terdapat dua bentuk umum komunikasi, yakni komunikasi antar manusia (human communication) dan komunikasi bukan atar manusia (non human communication).
Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari komunikasi antar-manusia yang berfokus pada bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok / masyarakat menghadapi isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatanya (Northouse and Northouse, 1985) focus dalam Komunikasi kesehatan adalah Transaksi spesipik pada isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan dan factor-faktor yang mempengaruhi transaksi tersebut. Transaksi yang berlansungf atara-ahli kesehatan dan atara ahli kesehatan dengan klien merupakan perhatian utama dalam komunikasi kesehatan. Transaksi tersebut berlangsung baik “verbal” maupun “non verbal”, “lisan” atau ” tulisan,” personal ” atau ”impersonal”. Komunikasi kesehatan merupakan aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam trnsaksi yang berlangsung antar-individu/kelompok terhadaf isu0isu kesehatan. Menurut Rasmoson (1988) dan ahli komunikas lainya yang terlahat dalam proyek-proyek USAID untuk pengembangan komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan dipandang sebagai disiplin ilmu komunikasi terapan yang digunakan untuk mempengaruhi secara positif prilaku kesehatan masyarakat.

5. Model-Model Komunikasi Di Dalam Komunikasi Kesehatan
a. Model Shanon-Weaver
Dalam model ini, komunikasi dipandang sebagai suatu “system”, dimana’sumber”informasi(source)memilih informasi yang dirumuskan (encode) menjadi “pesan”(message)dan selanjutnya pesan ini dikirim dengan “isyarat”(signal) melalui “saluran” (chanel)kepada “penerima” (reciver). Kemudian penerima menerjemahkan pesan tersebut dan mengirimkanya ke tempat tujuan (destination)

b. Model SMCR
Model ini menampilkan 4 variable dalam komunikasi, yakni spurce(sumber),massage (pesan), chanel(saluran),dan reciver (penerima). Model SMCR melihat proses komunikasi berlangsung berdasarkan keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakangbudaya yang berbeda dari sumber informasi, sementara itu pesan yang disampaikan biasanya mengandung elemen-elemen tertentu, seperti struktur,isi dan kode-kode yang unik. Pesan tersebut ditransper melalui saluran yang memperlihatan pendengaran, penglihatan, sentuhan,bau dan rasa. Kemudian penerima menginterpersentasikan pesan tersebut juga didasarkan pada keterampilannya, sikap, pengetahuan dan latar belakang social budaya yang berbeda, sehingga seringkali terjadi salah interpretasi dalam proses komunikasi. Salah satu kekuatan dari model ini adalah bahwa komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang dinamis, bukan sekadar peristiwa yang statis. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah tidak adanya mekanisme “umpan balik “(feed-back) dalam proses tersebut.

c. Speech Communication model
Model ini pertama kali dikembangkan oleh Miller (1972) yang melihat bahwa proses komunikasi terdiri dari 3 variabel . yakni pembicara, pendengar , dan umpan balik . dalam hal ini pembicara menyampaikan pesan berdasarkan sikap tertentu, sedangkan pendengar menginterpersentasikan pesan tersebut berdasarkan sikap yang berbeda. Kemudian pendengar memberikan umpan balik (baik positif maupun negative) kepada pembicara. Model ini tampak sangat sederhana untuk menjelaskan proses komunikasi yang kompleks dan rumit dalam realita, namun sangat mudah dipahami untuk dipahami untuk menjelaskan proses komunikasi antar manusia.

4. Komunikasi Kesehatan Masyarakat Sebagai Intervensi Perubahan Prilaku
Komunikasi kesehatan masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan yang sangat pesat dan mendasar. Dari strategi yang bersipat partial komunikasi kesehatan telah bergeser kepada steratigi koprehensif berdasarkan hasil studi empiris. Komunikasi kesehatan masyarakat kini sudah menjadi disiplin ilmu baru yang berbasiskan aplikasi dilapangan dan berupaya untuk menumbuhkan sikap serta mempengaruhi prilaku kesehatan secara sistematis dengan menggunakan metode komunikasi massa.
Tujuan pokok dari program komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya intervensi komunikasi kesehatan juga diharapkan dapat menumbuhkan permintaan terhadap produk atau pelayanan kesehatan yang dibutuhkan seperti keluarga berencana, kelangsungan hidup anak , pencegahan penyakit infeksi yang aman dan efektif dalam proses ini , konsumen atau klien ditempatkan pada posisi yang penting dan dianggap menentukan. Upaya menentukan permintaan terhadap pelayanan kesehatan merupakan efek dari proses komunikasi yang memberikan informasi kepada anggota masyarakat bahwa telah tersedia pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, mudah didapat dan digunakan. Informasi ini diharafkan dapat mengubah perilaku masyarakat yang mulanya tidak tidak pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan karena tidak tahu, kini bahkan menjadi kebutuhan.

5. Program Komunikasi Kesehatan
Program komunikasi kesehatan merupakan upaya promosi yang dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang didesain untuk tujuan jangka panjang agar terjadi perubahan perilaku yang lestari pada kelompok sasaran. Promosi kesehatan memiliki keterbatasan dan dianggap kurang.

9
efektif dibandingkan dengan promosi atau komunikasi produk-produk komersial. Secara umum strategi komunikasi kesehatan terdiri dari 3 langkah
stragis yang merupakan siklus berkesinambungan yakni perencanaan, pelaksanaan kegitan dan pemantauan.
Secara rinci langkah-langkah ini dapat diuraikan sebagai berikut :
2. Tahapan perencanaan terdiri dari :
a. Analisis masalah kesehatan
b. Riset pengembangan
c. Pengembangan strategi
d. Uji coba bahan
e. Rencana oprasional
3. Tahapan pelaksanaan yang terdiri dari :
a. Produksi
b. Pelatihan
c. Ditribusi
4. Tahap pemantauan dan evaluasi tirdiri dari :
a. Evaluasi keluaran (out-put) atau produksi
b. Evaluasi akibat (effect)
c. Evaluasi dampak (impact)

C. Konseptual Komunikasi Kesehatan
Disiplin ilmu kesehatan merupakan modifikasi dari teori dan metode komunikasi denagn disiplin ilmu lain. Dalam kerangka konseptual ini akan diuraikan berbagai teory atau metode dari disiplin ilmu lain. Seperti pemasaran social, analisis perilaku, dan antropologi medis. Prinsip pemasaran social digunakan untuk memperoleh “kerangka” dalam memilih :segmentasi”sasaran dan menyebar luaskan informasi (promosi) tentang produk serta pelayanan yang tersedia. Analisis perilaku memberikan metode dan teknik untuk mempelajari prilaku masyarakat yang sudah ada serta memberikan gagasan dalam menentukan dan
10
menumbuhkan perilaku baru. Sadangkan antropologi medis di gunakan untuk mengungkapkan persepsi masyarakat dan nilai – nilai yang mendasari perilaku tersebut.
1. Pemasaran Sosial
Kotler (1984) memberikan batasan bahwa pemasaran social sebagai suatu komplek yang terdiri dari desain, implementasi dan pengawasan suatu program yang ditunjukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan social atau perilaku pada suatu kelompok sasaran. Prinsip ini diadopsi dari konsep”pemasaran Komersial” yang mengunakan teknik analisis “riset pasar”, “pengembangan produk”, “penentuan harga”, keterjangkauan” atau “promosi”. Pemasaran social menjual produk dan perilaku sesuai dengan minat masyarakat untuk menumbuhkan perilaku yang menguntungkan indipidu dan masyarakat, pemasaran social juga dapat berperan dalam menawarkan “komoditi”, “gagasan”, “atau perilaku yang diharapkan.
2. Pokus pada Konsumen
Pemasaran social berorientasi pada konsumen, bukan pada produk dan konsumen inilah yang dijadikan alat ukur keberhasilan program pemasaran social, disepanajang program pemasaran social konsumen selalu dilibatkan dan secara sistematis diminta saranya serta dicari datanya untuk bahan pengambilan keputusan dalam pemasaran.
3. Variable Pemasran
Konsumen sebagai focus dalam pemasaran social terdiri dari 4 variable, yakni produk, harga, tempat, dan promosi yang dikenal dengan 4 p. produk dapat berbentuk komoditi, gagasan atau ide serta perilaku kesehatan yang ditawarkan. Posisi produk merupakan istilah yang digunakan dalam pemasaran social untuk memberikan gambaran tentang sifat dan penempatan produk dalam promosi, yang membedakanya dengan produk lain (pesaing). Pengembangan produk harus didasarkan pada “riset

11
pasar’ yang luas, Yang meliputi aspek nama produk, kemasan, isi pesan serta pertimbangan rasionalnya. Riset pasar juga dapat digunakan untuk
memperoleh ilustrasi tentang manfaat dari produk yang ditewarkan. Promosi ini perlu memperhatikan aspek pendidikan konsumen agar mampu menggunakan dengan produk yang tepat.

4. Analisis perilaku
Analisis perilaku merupakan studi tentang peristiwa yang ada dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan perilaku atau kebiasaan yang hidup dalam masyarakat serta factor-faktor yang melatarbelakangi perilaku tersebut. Program komunikasi kesehatan yang berorientasi peda konsumen selaknya menggunakan analisis perilku untuk menggunakan fakta yang ada dalam masyarakat serta alas an mengapa perilaku tersebut sering muncul dalam kehidupan sehari-hari.
5. Antropologi medis
Antropologi medis merupakan cabang dari ilmu antropologi yang meneropong masalah penyakit/kesehatan pada suatu tempat tertentu yang berhubungan dengan latar belakang budaya setempat. Antropologi merupakan ilmu pengetahuan tentang manusia dan kebudayaanya serta ikatan – ikatan budaya yang melatarbelakangi perilaku manusia.
Ditulis ulang Oleh abiez

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

J, Robert. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperwatan. Jakarta: EGC.


No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate