Terlihat dari kebersamaan keluarga ketika ada niat, salah satu contoh nyata yaitu ketika ada sebuah hajat semua nampak hadir meskipun tidak semuanya ada karena berbagai hal yapi setidaknya itu bisa terlihat dari kebersamaan dan kekompakan ketika salah satu anggota anaknya mengadakan suatu pernikahan. Begitupun dengan saya mau tidak mau, yerbiasa gak terbiasa yaa harus menyesuaikan karena sudah masuk bagian dari keluarga mereka, meskipuj hal seperti itu baru bagi saya tapi itu merupakan penyesuaian diri terhadap lingkungan tersebut meskipun didalamnya itu bermacam macam kriteria tapi saya tidak mau menjadi orang lain Saya berusaha menjadi diri sendiri dengan memegang teguh dan prinsif. Terlihat dari sorotan mata dan pandangan pandangan mereka seolah itu merupakan jati diri mereka masing masing. Setibanya disana tempat yang dituju dengan iring iringan pengantin saya terakhir dari belakang mengikuti yang didepan, terlihat riasan riasan pengantin dengan berbagi warna dan dengan penyambutan yang cukup meriah dari keluarga sang pengantin istri. Kemudian kita duduk ditempat yang sudah disediakan sambil mengistirhatkan sejenak sekaligus mendengarkan perwakilan dari pihak lelaki. Singkat cerita kami makan seperti biasa ngantri dikarekan penghulunya tidak bisa hadir karena kesibukannya dan bisa menghadirinya yaitu agak siangan jadi untuk ijab qobul menununggu sekitar 2 jam lebihan jadi sambil menunggu ada yang makan, foto foto dengan pengantin, istirhat dan lain. Beberapa saat ada cerita lucu, saya bersalaman dan bertegur sapa dengan saudara dan orang orang yang baru dikenal dan kemudian sambil mengambil makanan dari tempat yang sudah ada ditempat itu saya menghampiri salahsatu orang dan bersalaman namun aneh biasanya sambil tertaw dan bertegur sapa ko ini salaman malah sambil nunduk, sejanak yaa biarinlah ngapain dipikirkan mungkin cape dan panas dan apalah itu kan kita gak tau, singkat cerita datanglah penghulu dan melaksanakan ijab qobul kedua mempelai tersebut dengan hikmat. Setelah beres kemudian kita semua pulang dan setibanya ditempat asal kami semua menghampiri sebuah rumah yang ditertuakan oleh keluarga mereka. Dan kesokan harinya saya pulang dan secara tidak disengaja mampir sisebuah bank lalu saya diam dipinggir jalan sambil menunggu mamah kaka, tiba tiba dari kejauhan terlihat ada orang berdua mengarah ke arah perapatan, saya pun tidak jelas karen Silau dengan cuaca yang cukup cerah. Kemudian orang tersebut mendekat lalu saya sdar itu adalah suadara istri. Kemudian saya tegur tapi malah yang menyahut orang lain bukan yang dimaksud, sejenak saya berpikir kenapa ya ko bisa begitu padahal saya tegur dengan baik baik ko menolah saja tidak, mana mungkin tidak kenal kan kemaren baru dari resepsi nganterin keluaganya. Disana ada rasa kesal dan sedikit naik tensi kok sombong amat orang itu yaa sudah berhijab,hajipula,pendidikan kooo begitu sikapnya. Padahal saya cuma menyapa dengn baik. Ini sedikit cerita saya " kenapa orang tersebut begitu sombong entah dia pura pura gak dengar atau memang gak dengar tapi mustahil kan gak jauh cuma beberapa meter. Saya cerita dijakan sama mmahnya kk, dengan nada kesal saya bahwa orang itu begitu sikapnya. Namun mmh kk cuma menjawab itu mungkin saja gak dengar atau malu solnya wajahnya bwrubah jadi banyak noda hitam hitam "ujar mmh kk", dengan perjalnan kekesalan saya berangsur berkurang sampai akhirnya saya tersadar ngapain saya kesal juga yaa gak ada untungnya.
No comments:
Write komentar