Sunday, November 7, 2010

Opini TBC

 


 Sinopsis : Semakin meluasnya fenomena gizi buruk di Indonesia sulit sekali dihentikan, karena faktor kemiskinan dari masyarakat Indonesia. Dari data Depkes, pada tahun 2006 jumlah penderita gizi buruk mencapai 2.3 juta dan 10 persennya meninggal dunia, dari angka tersebut sebagian besar terjadi pada anak-anak. Banyak hambatan yang diterima pemerintah Indonesia dalam menangani kasus ini seperti banyaknya posyandu yang non-aktif,distribusi pangan ke daerah pelosok yang terhambat, tingginya harga makanan pokok dan yang paling utama adalah kemiskinan.

 Dari segi medis : Gizi buruk merupakan penyakit yang disebabkan karena kurangnya asupan makanan bergizi. Umumnya gizi buruk terjadi pada bayi, balita dan anak-anak, karena pada usia ini mereka sangat membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhan, perkembangan dan pembentukan kekebalan tubuh. Sehingga banyak penderita gizi buruk yang berakhir dengan kematian. Untuk itu para orang tua harus benar-benar memperhatikan serta memenuhi kebutuhan gizi anaknya.
 Dari segi budaya : kebiasaan masyarakat Indonesia dalam pemberian makanan seadanya kepada anak-anaknya tanpa memperhatikan gizi yang terkandung di dalamnya.

 Dari segi ekonomi : kebanyakan masyarakat tingkat ekonomi rendah ke bawah yang terkena gizi buruk, karena ketidakmampuan membeli makanan-makanan yang bergizi .

 Dari segi sosial : Meluasnya fenomena gizi buruk di Indonesia saat ini adalah kurangnya interaksi sosial dari tenaga-tenaga kesehatan yang mengerti banyak tentang gizi untuk mempublikasikan masalah-masalah gizi ke masyarakat, sehingga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi.
Penyebab yang lebih umumnya adalah kemiskinan yang melanda sebagian masyarakat Indonesia, sehingga tidak mampunya untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Harga-harga sembako yang melambung tinggi serta kurangnya pasokan-pasokan dari pemerintah untuk masyarakat miskin, semakin memperbanyak penderita gizi buruk.

 Dari segi pribadi : Gizi buruk ini benar-benar kasus yang sangat sulit di atasi, karena sebagian besar penderita berasal dari masyarakat miskin, kemungkinan besar untuk mengurangi gizi buruk yaitu dengan mengurangi kemiskinan guna memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi. Kita harus mengatasinya mulai dari dini, agar kelak tidak terjadi kepunahan generasi baru.
 Problem solving : Menurut saya, langkah awal untuk mengurangi meluasnya gizi buruk ini adalah mengurangu angka kemiskinan di masyarakat, karena penyebab gizi buruk yang paling dominant adalah kemiskinan.
Kemudian Pemerintah harus lebih memperhatikan perkembangan-perkembangan status gizi di masyarakat sampai ke pelosok, yaitu dengan mendirikan posyandu atau puskesmas sehingga apabila ada penderita gizi buruk di suatu daerah langsung bisa ditangani dan dipantau perkembangan gizinya.
Selain itu pemerintah juga harus menurunkan harga-harga sembako agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan makanannya, sehingga tidak ada lagi masalah gizi buruk yang akan menghentikan generasi masa depan atau Lost Generation.

Setiap Tahun Ada 0.5 Juta Penderita TB Baru

 Sinopsis : Pemberantasan TB paru di Indonesia belum tuntas, setiap tahunnya di temukan antara 100 ribu hingga 500 ribu penderiata TB baru. Penyakit ini masuk peringkat sebagai penyebab utama kematian, sekitar 300 orang setiap harinya meninggal akibat TB paru.
Di Lembaga Permasyarakatan (LP), para penghuninya cukup banyak terjangkit penyakit TB, dan yang paling ditakuti adalah apabila penghuni (narapidana) yang terjangkit TB kemudian masa hukumannya telah habis, mereka akan kembali ke masyarakat dan kemungkinan besar menularkan ke anggota keluarga atau orang lain.

 Dari segi medis : Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis bakteri yang bersifat aerob (membutuhkan oksigen). Jadi bakteri ini lebih senang tinggal di tempat yang mempunyai kadar oksigen tinggi di dalam tubuh yaitu paru-paru. Bakteri ini bisa bertahan hidup hingga berbulan-bulan tergantung tidak adanya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik, dan kelembaban.
Untuk itu dalam masalah ini, LP merupakan tempat yang rawan akan penyebaran bakteri TB ini, karena lingkungan LP yang lembab, kurangnya sinar ultraviolet serta ventilasi yang kurang baik

 Dari segi sosial : Sosial adalah interaksi dengan orang lain. Dalam segi ini, penularan penyakit TB perlu diperhatikan karena mudahnya cara penularan penyakit ini melalui droplet (air liur) pada saat kita berinteraksi.

 Dari segi budaya : Kebiasaan sebagian masyarakat yang acuh terhadap lingkungannya, tanpa memperhatikan kelembaban, ventilasi serta ada tidaknya sinar ultraviolet yang masuk membuat baktreri menjadi lebih senang hidup di lingkungan sekitar masyarakat, terutama di LP.

 Dari segi Pribadi : Menurut saya, cara yang dilakukan guna mengurangi penyebaran TB paru oleh Lapas Kerobokan Denpasar-Bali cukup bagus, dan perlu ditiru oleh Lapas-lapas lain di Indonesia Dengan mendirikan klinik di dalam Lapas, para penghuni LP lebih sering terkontrol kesehatannya, terutama penyakit TB paru ini. Sehingga apabila narapidana yang terbebas hukumannya dan kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat dan tidak membawa penyakit yang bisa ditularkan ke masyarakat di lingkungannya.

 Problem solving : Usaha yang dilakukan oleh Lapas Kerobokan Denpasar-Bali sudah cukup bagus dan harus ditiru oleh Lapas-lapas lain guna mengurangi penyebaran TB paru ini. Selain itu, perlu juga diadakannya penyuluhan masalah TB paru ke masyarakat.

No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate