Sunday, November 7, 2010

Pendapat Pribadi tentang HIV/AIDS

 

PENDAPAT PRIBADI

Pada zaman sekarang sungguh mengkhawatirkan apalagi pegaulan-pergaulan remaja yang bebas dan banyak terjadi sex bebas, terbukti jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Jakarta makin meluas dan mencemaskan banyak pihak. Jumlah penderita dan korban tewas terus bertambah. Pada Tahun 2004 jumlah penderita HIV/AIDS tercatat 2.219 orang dengan korban tewas 173 orang, sementara pada tahun 2007 penderita bertambah menjadi 4.874 orang dengan korban tewas 519 orang. Dari data tersebut kita bisa mengetahuui begiti banyaknya orang terifeksi HIV/AIDS, itu baru di Jakarta saja, apalagi di daerah lain di Indonesia masih banyak lagi orang yang terifeksi HIVAIDS. Kita sebagai remaja dan tenaga kesehatan harus mawas diri dengan kejadian diatas. Bisa saja kita jadi korban berikutnya, tapi sekarang di Jakarta mu dibuat badan khusus yang menangani masalah HIV/AIDS yang diusulkan oleh Komisi A, yang dibiayai APBD DKI. Semoga rencana ini dapat cair karana bisa mengurangi dan menanggulangi panyebaran HIV/AIDS.

MENURUT PANDANGAN AGAMA

Sebagian besar fuqaha berpendapat, bahwa makna kehormatan diatas berbeda antara manusia yang hidup dan manusia yang telah mati. Menurut mereka, kehomatan orang hidup lebih besar daripada kehomatan mayat, mereka mencontohkan adanya perbedaan tingkat itu, manakala terjadi pertentangan antara kemaslahatan mayat untuk tetap dijaga kehormatannya dengan kemaslahatan orang hidup untuk tetap pertahankan hidupnya.
Akan tetapi dalam masalah ini dapat disaksikan bahwa Jumhur fuqaha melupakan makna yang mereka senantisa berhati-hati terhadapnya, ketika mereka membahas tentang tentang penjualan air susu manusia, sehingga mereka membolehkannya dan merasa tidak melihat bahwa memperjual-belikan air susu manusia itu bertentangan dengan kehormatan manusia manapun.

MENURUT SOSIAL BUDAYA

Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, terutama dalam dunia kesehatan, untuk pertama kali para dokter sukses melakukan transplantasi organ tubuh manusia. Namun, persoalan itu tak berhenti begitu saja, masalah lain kemudian muncul. Sang organ yang didonorkan nyatanya ditolak oleh tubuh sang penerima organ. Itulah reaksi alami dari masuknya organ asing kedalam tubuh seseorang. Panolakan organ donor dalam tubuh penerima tentu terjadi masalah yang serius. Kemudian para saintis menemukan obat yang bisa mencegah penolakan organ donor.
Namun ternyata obat itu mempunyai banyak efek samping yaitu adanya resiko kanker, gagal ginjal dan berbagai masalah lainya. Ternyata menyertai pemakaian obat yang harus dikonsumsi seumur hidup itu. Belum lagi efek negatif lain yang harus dialami penerima organ donor seperti pertumbuhan rambut yang tidak terkendali, pengumpalan sel darah dan tremor. Namun jangan khawatir karena saat ini sudah ditemukan cara yang lain yaitu oeh para ahli medis dari Massachosetts general hositel di boston menggambarkan teknik pengobatan yang bisa membebaskan pasien (penerima organ) dari kawajiban mangkonsumsi obat anti penolakan tubuh pasien dan memberi sang menerima donor dengan sumsum tulang belakang.

PENDAPAT PRIBADI

Dengan perkembangan ilmu kesehatan yang kian pesat kini banyak obat/cara lain dalam dunia kesehatan, misalnya saja pada tahun 1980 para dokter sukses membuat obat yang bisa mencegah penolakanan donor tapi ternyata obat tersebut mempunyai efek samping diantaranya resiko kanker, gagal ginjal dan berbagai masalah lainya. Tapi masyarakat tdak boleh khawatir karena telah di temukan solusi yang lebih baik yaitu dengan melemahkan kekebalan tubuh pasien dan memberi sang penerima donor dengan sumsum tulang belakang dari tubuh pendonor organ. Dengan adanya penemuan ini masyarakat jadi lebih aman melakukan transplantasi karena obat pencegah penolakan harus di makan seumur hidup dan mempunyai efek samping. Dengan penemuan cara lain melakukan transplantasi organ.

MENURUT SOSIAL DAN BUDAYA

Garam adalah suatu bahan makanan yang sering digunakan dalam masyarakat misalnya dalam bumbu masakan sebagai penyedap dan banyak lagi yang lainya. Tapi sebagian besar masyrakat tidak mengetahui adanya bahaya di balik mengkonsumsi garam pada kehidupan sehari-hari misalnya maslah tekanan darah tinggi dan obesitas.
Menurut hasil penelitian di inggris,mengurangi kandungan garam setiap makanan yang dikonsumsi anak-anak juga berpotensi membuat badan tetap langsing alias terhindar dari obesitas seperti yang di publikasilkan dalam The Journal Hypertension para peneliti itu menyatakan bahwa penurun resiko ini juga dapat menekan kasus serangan jantung dan Stroke dikemudian hari.
Menurut Fang He, jika anak-anak berusia 4 hingga 18 Tahun mengurangi asupan garam hingga setengahnya, maka akan ada penurunan sekitar 2 kaleng minuman ringan per minggu, oleh sebab itu setiap ini akan mengalami pengurangan asupan kalori hampir 250 kilokalori per mainggu dari kesimpulan diatas masyarakat harus menyadari bahwa mengkonsumsi garam yang berlebihan dapat menjadikan masalah-masalah seperti masalah tekanan darah tinggi dan obesitas.

PENDAPAT PRIBADI

Dengan kita mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi garam secara berlebihan dapat menimbulkan tekanan darah tinggi dan obesitas, jadi kita harus mempola cara hidup kita terutama soal makanan. Dengan kita mengurangi mengkonsumsi garam kita dapat mencegah timbulnya masalah tekanan darah dan obesitas. Tetapi kadang kita tidak sadar bahwa makanan yang kita makan banyak mengandung garam, oleh karena itu kita harus mengkontrol asupan garam pada tubuh kita. Selama ini, para ahli kesehatan menyakini, obesitas atau kelebihan berat badan pada anak-anak membawa resiko yang besar tidak hanya penyakit jantung dan darah tinggi, alam jangka pendek dan panjang.

Anak kegemukan bisa menghadapi beragam gangguan Pertama : gangguan psikosial, rasa rendah diri, depresi, dan menarik diri dari lingkungan. Kedua : pertumbuhan fisik dan tulangnya di pacu lebih dari usia biologisnya. Dengan tulang yang tidak begitu kuat, berat berlebih bisa mempengaruhi struktur tulang. Ketiga : gangguan pernapasan, orang yang menderita obesitas kerap tidur ngorok dan sering ngantuk pada siang hari, akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. sebegitu besarnya pengaruh dari obesitas. Dengan kita mengetahui bahwa mengkonsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan obesitas, mulai dari sekarang kita harus kurangi asupan garam dalam makanan kita. SACN menyarankan konsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 6 gram/ hari. Sedangkan anak-anak berumur 7-14 Tahun di anjurkan mengkonsumsi maksimal 5 gram.


No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate