Sunday, April 23, 2017

Akibat kurang kontrol emosi

 

Dua hari yang lalu hujan turunnya sangat deras kemudian berhenti disebuah warung untuk berteduh, disana ternyata sudah banyak orang berteduh sambil minum secangkir kopi dan merokok mungkin untuk menghangatkan badan. Disana bertegur sapa sambil bersalaman kemudian setelah itu langsung menghampiri yang punya warung tersebut karena sudah terbiasa dengan tanpa basa basj.

Disana sisuguhin secangkir susu hangat dengan sebuah singkong bakar hasil dari kebunnya sambil nongobrol-ngobrol sekaligus nunggu hujan reda. Namun hampir 1 1/2 jam disana biasa saya agak heran biasanya rame diwarung sekaligus rumah itu berbeda dengan waktu itu hanya seorang diri dan ditemani dengan anaknya. Ekhh dari luar ada seseorang yang bertanya pada yang punya warung "kang kemana istrinya kok gak terlihat biasanya yng suka diwarung istrinya" , dijawab oleh sang punya warung begini " lagi sholawat kang dengan tanpa basa basi....
Singkat cerita orang orang yang neduh tadi sudah pada bubar sebagian hanya beberapa orang tinggal salah satunya saya pribadi. Dan secara tidak kebetulan hujannya turun lagi dab disana tukang warung itu kemungkinan tidak sengaja atau sengaja sayapun tidak tiba tiba nyeletuk, duhh kang hidup saya tuh rumit bingung punya usaha sendiri juga tidak ada yang ngurus sebenarnya sudah lima bulan di negeri orang meskipun saya sudah larang tapi nekat juga malahan sesudah disana menghubungi saya pun jarang bahkan bukan itu saja hasil kerjA kiriman transferanpun bukan ke saya melainkan kesaudaranya kadang saya dianggap sebagai apa "ujarnya" sambil terlihat sedih dan kesal diraut mukanya. Panjang lebar kita ngobrol kesana kemari menwceritakan kehidupan keluarganga bahkan dia pun memaparkan selama 2 tahun kebelakang itu sebelum berangkat keadaan keluarga gersebut ibarat buah kedongdong "ujarnya"
Dari kejadian tersebut bisa disimpulkan ternyata ketika seseorang sedang dibakar oleh api cemburu oleh status sosial dimana masalah ekonomj segalanya bisa berubah 100 % bahkan berlipat lipat tidak lagi menoleh atau memperdulikan keluarga, sehingga yang jadi korban adalah keluarganya itu sendiri dengan tanpa disadari sudah jauh dari koridor yang semestinya sebagaimana seorang istri. Kecuali sudah dapat jzin dan tanpa mengorbankan keluarga mungkin itu bisa dijadikan alasan yang masuk akal dengan tujuan untuk meningkatkan status ekonomi. Coba bayangkan ini sudah tidak diizinkan malah nekat juga masya allah.
Kurangnya bersyukur atas apa yang telah didapat itu bisa menjadikan kita menjadj orang tamak dan serakah, padahal kalau kita sadar atas apa yang kita dapat sekarang besar kecil semua itu akan dipertanyakan kelak, darimana didapat kemudian digunakan untuk apa dan siapa saja yang menerima. Sungguh berat kita sebagai seorang peminpin ya allah semoga saja kita termasuk orang2 yang selalu pandai bersyukur atas apa yang selama ini diberikan oleh Allah Swt. Amin‎

No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate